Alhamdulillah kalau kamu sehat, jaga kesehatan selalu ya. Eh tapi buat yang lagi sakit cepet sembuh yuk, terutama buat saya sendiri nih yang udah hampir 2 minggu sakit. Nggak tau nih sampai sakit selama ini. Awalnya cuma batuk pilek, biasanya istirahat sehari-dua hari dan minum vitamin besoknya udah lari-lari lagi. Eh, ini makin hari batuk makin parah dan alhasil beberapa hari kemarin suara ilang dan kesiksa banget karena nggak bisa ngomong. Hipotesis saya sih karena kecapekan, banyak pikiran dan emang cuaca Jogja lagi mendukung banget buat bikin orang gampang sakit. Perubahan cuacanya itu lho, siang bisa panas banget eh dalam sekejap bisa hujan sederas-derasnya. Dan beberapa hari sebelum sakit emang beberapa kali kehujanan pas berangkat ke kantor. Mungkin karena itu juga virus jadi makin gampang masuk ke tubuh. Alhasil badan ambruk, batuk pilek sampai radang parah dan mau nggak mau harus bedrest berhari-hari di rumah.

Seminggu sakit udah kerasa nggak nyaman banget. Karena badan dan pikiran biasanya kerja tiba-tiba harus ikhlas istirahat guling-guling di kasur. Sampai akhirnya saya dapet undangan dari temen kalau mau ada Grand Launching HIJJA. Semangat 45 dan seneng banget dapet undangan acara ini, bisa jadi ajang coba-coba badan udah oke belum nih diajak aktivitas lagi. Sampai akhirnya bismillah berangkat bareng sama Bu Bos, Ewindha Sari dan mencoba memantrai diri sendiri, sehat sehat sehat!

Ok, kepanjangan ya curhatnya? Hehe. Sekarang cerita acara Grand Launching HIJJA dulu deh, Sabtu (26/11) lalu di Prima In Hotel, Yogyakarta.

Jadi HIJJA ini adalah unit usaha yang dibuat dalam bentuk e-commerce dan menjadi yang pertama di Yogyakarta. HIJJA Indonesia lengkapnya, dibentuk oleh Jogja Muslimah Preneur, sebuah komunitas yang beranggotakan para muslimah di Yogyakarta dan sekitarnya yang memiliki usaha di bidang fashion, kuliner, craft, aksesori jasa dan berbagai profesi lainnya. Nah, dengan adanya HIJJA ini makin meramaikan pasar online yang emang lagi happening dan terus berkembang setahun belakangan. Selain itu, makin nambah deh godaan wanita yang hobi belanja online. Soalnya HIJJA juga sama dengan toko online lainnya, nggak bikin kamu susah-susah harus keluar rumah kalau lagi pengen belanja. Tinggal buka website HIJJA Indonesia terus tinggal pilih deh produk yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Gampang banget ya?

Nah, di acara Grand Launching HIJJA Sabtu lalu website HIJJA Indonesia resmi bisa diakses dan ternyata mobile friendly banget pas saya coba buka pakai smartphone. Pilihan kategori dan cara belanja juga mudah dipahami, jadi makin ada alasan buat belanja lewat HIJJA nih. Apalagi ada brand favorit saya seperti Sogan Batik, AFHJ dan Disera. Siap-siap laper mata nih!

Well, nggak cuma pilihan produk yang ditawarkan HIJJA yang bikin laper mata. Dekorasi pas acara tersebut juga nggak kalah menarik. Setiap tamu undangan duduk di kursi sesuai nama masing-masing dengan pemandangan di meja dan seisi ruangan yang udah dihias cantik sama Heart Party Planner. Nuansa warnanya hijau. Bikin adem ngeliatnya dan nggak inget kalau lagi batuk parah. Haha. Puas menikmati keindahan dekorasi, saya juga menikmati jalannya acara. Di awal acara, Dian Septiani, CEO HIJJA Indonesia cerita gimana solid dan kompaknya komunitas Jogja Muslimah Preneur sampai akhirnya HIJJA dibentuk untuk memfasilitasi pengembangan brand para anggotanya.

Menariknya lagi, Mbak Dian, begitu saya menyapanya, menceritakan kalau HIJJA memiliki perbedaan dengan e-commerce lain. Apa sih pembedanya? Jadi HIJJA punya kategori food dengan layanan pesan antar area Yogyakarta dan sekitarnya, bahkan ada juga jasa katering dan wedding organizer. Nah tuh buat yang tinggal di Jogja dan mau nikah makin gampang lagi nyari jasa katering dan WO, kan? Hehe.

Di acara grand launching tersebut, HIJJA juga mengadakan pemilihan FACE OF HIJJA 2017, pemilihan muslimah berbakat yang akan dijadikan sebagai brand ambassador HIJJA selama periode satu tahun. Waduh adek-adek muslimah cantik-cantik dan tinggi-tinggi bener, tapi pas mereka ditanya oleh para juri tentang beberapa pertanyaan, nggak semuanya menjawab dengan oke sih. Sampai akhirnya juri memilih para pemenang dan untungnya pilihan juri nggak beda jauh sama pilihan saya. Ceileh gaya bener berasa juri aja ya? Tapi sebagai tamu undangan dan penonton tentu kita akan memiliki pendapat sendiri bukan kalau melihat ajang pemilihan serupa. Dan yang terpenting harapannya semoga pemenang FACE OF HIJJA 2017 dapat membawa pengaruh yang baik terhadap sesama muslimah baik di Yogyakarta maupun Indonesia, juga merepresentasikan HIJJA dengan baik kepada publik. Oksip!

Serius tapi santai menyimak jalannya acara sampai terpilihnya ambassador HIJJA, saya lalu memutuskan untuk segera pulang. Karena ternyata intensitas batuk makin meningkat saudara-saudara. Tapi sebelumnya saya foto-foto dulu dong. Udah siap nih, eh nggak bawa kamera, eh kamera Bu Bos baterainya abis, eh terima difoto aja deh. Hahaha.

Berpose bersama teman-teman Blogger Jogja.

CEO HIJJA Indonesia, Dian Septiani bersama Art Director of HIJJA, Afniarosa Zuchrufia/foto: HIJJA INDONESIA.

Akhir kalimat plus cerita kali ini, barakallah untuk Mbak Dian dan Mbak Nia serta Mbak Iffah untuk HIJJA Indonesia. Semoga dengan adanya HIJJA bisa memajukan brand lokal yang ada di Yogyakarta agar bisa menembus pasar nasional dan internasional. Seneng bisa kenal kalian perempuan kreatif yang menginspirasiku untuk terus berkarya dengan cinta.

Oya, buat kamu yang pengen kepo tentang HIJJA bisa langsung follow Instagram @hijjaindonesia. Kamu juga bisa baca artikel liputan aku tentang HIJJA di sini.

Wasalamualaikum,

What I'm Wearing:

Striped Long Sleeve Tee: @ederrahijab | Ubet Pants: @vis_fashion | Shoes: Adidas ZX 700 All White | Bag: Handmade Bag from Kotagede | Hijab: @kerudungelita 

Batik kembali populer beberapa tahun belakangan, tepatnya setelah batik diresmikan menjadi salah satu world heritage pada tanggal 2 Oktober 2009. Batik yang biasanya dipakai oleh orangtua dan hanya muncul di acara formal, berubah jadi tren penampilan yang jadi kebanggaan anak muda.

Berbagai macam busana up to date berbahan batik banyak diproduksi oleh industri fashion. Tak hanya harganya yang bervariasi, model busana batik pun makin bikin laper mata. Apalagi kalau udah ada kata 'lucu', duh cewek-cewek bisa kalap belanja deh.

Nah, dari berbagai model busana batik yang di jual di pasaran. Saya baru aja dapet celana ubet batik dari salah satu temanku yang berprofesi sebagai pengusaha batik. Evi Kusuma Wijayanti namanya. Mbak Evi, begitu aku menyapanya, memang aku kenal sebagai wanita kreatif yang gemar mengoleksi dan membuat baju dari kain batik sejak masih kuliah. Sampai sekarang, Mbak Evi terus bereksperimen dengan kain batik untuk mengembangkan bisnis fashion yang dijalaninya sejak tahun 2009 dengan nama Vis Fashion.

Sama seperti pengusaha batik lainnya, Mbak Evi juga kerap meluncurkan koleksinya dalam beberapa bulan sekali. Banyak desain batik yang casual, simple dan modern. Celana ubet batik ini salah satunya, cocok banget dengan gaya penampilan saya yang lebih senang dan sering tampil santai.

Ubet berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti melilitkan atau mengikatkan sesuatu. Tapi senengnya, celana ubet yang saya dapat dari Vis Fashion ini bisa dipakai instan. Jadi nggak perlu ribet mengikat ujung-ujungnya. Ditambah lagi, detail karet pada bagian pinggang bikin nyaman perutku yang bisa saja membesar saat selesai makan, banyak, banget. Ups!

Celana ubet batik dari Vis Fashion ini sengaja saya padukan dengan kaus bergaris warna lembut supaya nggak terlalu banyak motif dan biarlah motif batik yang 'bicara'. Selanjutnya sebagai pemanis, saya memakai jilbab warna senada dengan warna dasar celana ubet dan tas handmade warna netral. Sisanya adalah memakai sneakers kesayangan warna putih untuk tampilan casual yang nyaman ala Marlina.

Going casual while wearing Indonesian fabrics works well for me. Thank you Vis Fashion for this beautiful piece. 

I hope you like this look! Stay stuned for more fashion inspo <3

XOXO,

Siapa nih yang suka pakai perhiasan? Kalau kamu salah satunya, berarti kita sama. Saya suka banget pakai perhiasan untuk menyempurnakan penampilan sehari-hari. Perhiasan yang biasa saya pakai adalah kalung, gelang, dan cincin. Tapi nggak langsung saya pakai semuanya lho, saya tetap harus memilih dan menyesuaikannya dengan baju yang sedang saya pakai.

Nah, ngomong-ngomong soal perhiasan nih, bulan lalu tepatnya hari Sabtu (8/10) saya ikut Wire Jewelry Class yang diadakan oleh Gotosovie berkolaborasi dengan Beauty & Beads. Kelas kreatif ini bisa dibilang adalah event pertama dari komunitas Perempuan Punya Karya. Nah tuh, komunitas apalagi deh ini? Ok, saya bakal jelasin satu-satu, mulai dari Gotosovie ya.

Gotosovie adalah produk tas lokal yang berdiri sejak tahun 2009 dengan mengusung desain yang chic dan stylish. Owner Gotosovie, Ewindha Sari, pernah cerita nih kalau nama Gotosovie menggambarkan sosok perempuan muda bernama Sovie yang mandiri, pintar dan aktif. Sosok itulah yang akhirnya menjadi benang merah untuk setiap tas yang diproduksi. Nah, sudah hampir 2 tahun, saya terlibat proyek bareng Mbak Ewin untuk mengembangkan blog Gotosovie. Selain blog, bersama satu rekan saya yaitu Erny, kami juga mencoba untuk mengembangkan komunitas yang mengumpulkan perempuan yang bekerja di bidang kreatif dalam satu wadah. Maka terbentuklah komunitas Perempuan Punya Karya.

Melalui event Wire Jewelry Class ini diharapkan para peserta yang hadir dapat mengenal komunitas Perempuan Punya Karya sekaligus belajar bareng bagaimana membuat perhiasan. Acara ini dihadiri oleh delapan peserta terpilih dan mereka diajarin langsung sama owner Beauty & Beads, Faradina Putri. Semua peserta sangat excited mengikuti kelas ini, meskipun hari itu hujan turun sangat deras. Fara juga sangat sabar ngajarin setiap peserta, terutama saya sih. Hahaha. Saya yang sangat suka pakai perhiasan jadi bisa lebih menghargai karya buatan tangan terutama perhiasan. Karena saat saya mencoba membuat perhiasaan sendiri benar-benar harus sabar dan telaten. Dan saat perhiasan bikinan tangan sendiri jadi, berasa happy banget. Ya meski hasilnya nggak rapi-rapi amat sih, tapi boleh lah untuk permulaan.

Bulan Agustus lalu, tepatnya tanggal 22, saya dapat undangan Media Gathering dan Pre-launching koleksi terbaru dari Sogan Batik. Memang sih, event ini sudah terlewat begitu lama. Tapi keseruan acara ini rasanya sayang kalau nggak saya bagikan di blog. Sebelumnya sih, event ini udah saya tulis jadi artikel untuk media online ini. Jadi, kamu juga bisa membaca selengkapnya disana juga ya.

Ok, sebelumnya buat teman-teman yang belum tahu, Sogan Batik merupakan produsen batik tulis, batik cap dan baju muslim dari Yogyakarta. Desain Sogan Batik terbilang modern dengan motif yang unik dan penuh makna. Sama seperti produsen fashion lainnya, Sogan Batik juga sering merilis koleksi terbaru dalam beberapa bulan sekali. Dan koleksi yang kemarin dipamerkan mengangkat tema Jaziratul Muluk. Motif kontemporer ini menarasikan pesan sejarah Nusantara dan sejarah Islam dunia dengan memadukan unsur tenun motif Maluku, batik tulis warna cokelat dengan lurik khas Jawa.

Di awal acara, saya disuguhi snack jajanan pasar di meja kayu yang sudah dihias sedemikian rupa. Selanjutnya Mbak Iffah, selaku Co-Owner Fashion & Pattern Sogan Batik, bercerita lebih lanjut mengenai koleksi terbarunya. Tema Jaziratul Muluk rupanya terinspirasi dari perjalanan Ibnu Battuta, seorang pengelana muslim dari Maroko yang sampai ke suatu kepulauan yang kaya akan rempah dan menyebutnya sebagai jaziratul muluk atau jazirah para raja. Kepulauan yang kaya akan rempah tersebut tidak lain adalah Maluku.

Ada empat kerajaan Islam di kepulauan yang ternyata bernama Maluku itu, di antaranya Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Rempah-rempah yang menjadi komoditas daerah tersebut antara lain cengkeh dan lada. Komoditas utama dari Maluku inilah yang kemudian menarik para pedagang dari Nusantara maupun asing. Dua jenis rempah-rempah ini selanjutnya jadi inspirasi Mbak Iffah untuk dijadikan sebagai hiasan dekoratif (isen-isen) dalam motif batik tulis pada koleksi Jaziratul Muluk.

Pesona Jaziratul Muluk ditampilan dalam 10 desain, Setiap desain berurutan dan memiliki kisahnya tersendiri, layaknya paragraf demi paragraf dalam sebuah cerita sejarah. Sepuluh desain tersebut resmi dilaunching dalam acara Jogja Fashion Week 2016. Tapi beruntungnya saya bisa mengintip koleksi terbaru Sogan Batik ini lewat acara pre-launching Agustus lalu. Meski hanya menampilkan 4 koleksinya, saya udah dibuat jatuh cinta sama desain dan motifnya. Selain kental akan unsur sejarah Islam, koleksi Jaziratul Muluk ini modelnya ada yang Marlin banget. Ready to wear dengan motif etnik, aduh langsung kebayang deh penampilan saya saat memakai koleksi ini.

Setelah tahu cerita di balik tema Jaziratul Muluk, Mbak Iffah juga mengajak saya untuk praktik membatik secara langsung. Bersama dengan teman-teman blogger lainnya, saya yang paling heboh sendiri karena nggak terbiasa memegang canting. Benar-benar salut deh sama pengrajin batik yang begitu telaten menorehkan lilin dalam setiap motif batik. Dan tentu bukan pekerjaan yang mudah ternyata ya, karena memang butuh banget kesabaran dan konsentrasi tingkat tinggi. Nggak fokus sedikit bisa berantakan deh motifnya, ya nggak?

Udah puas mencoba membatik, selanjutnya saya juga melihat proses pewarnaannya. Motif batik yang udah saya hiasi dengan lilin tadi selanjutnya saya kasih deh ke bapak-bapak yang sudah siap dengan ember berisi pewarna batik. Saya cukup ngeliatin dan nyimak penjelasan bapaknya aja, hehe. Sambil menunggu batik handmade buatan saya kering, saya gunakan waktu luang di sela acara untuk berfoto ria. Dalam acara ini, para tamu undangan diminta memakai dresscode bertema etnik. Semua teman-teman tampil dengan gaya etnik masing-masing, sementara saya sendiri memilih memakai koleksi Sogan Batik terdahulu, yaitu Mataram Legacy.

Saya memadukan atasan dari koleksi Mataram Legacy yang bernama Raden Ayu dengan rok A-line warna hitam, dan jilbab berbahan Diamond Italiano warna hitam. Raden Ayu ini sebenarnya adalah batik asli yang dibuat menjadi model jaket dengan menggunakan material katun. Jaket batik ini jelas menambah kesan etnik pada penampilan saya. Style ini oke banget buat dipakai saat menghadari acara semi formal seperti ini dan yang terpenting tetap membuatku nyaman saat beraktivitas karena emang bahannya yang nggak bikin gerah.

Well, acara pre-launching ini seru banget deh. Sampai-sampai saya lupa kalau udah waktunya untuk berangkat kerja karena saking asyiknya. Last but not least, terimakasih buat Mbak Iffah untuk undangannya dan sukses terus untuk Sogan Batik. Dan buat kamu yang penasaran sama koleksi Sogan Batik, bisa langsung kepo akun Instagram @soganbatik atau berselancar ke website Sogan Batik ya.

The abaya is a cultural and religious symbol. It doesn’t just fit the criteria for Islamic dress code but it is also an elegant and stylish cultural symbol. Steal the style down below:

Photographer | Ikhsan Handaka

Talent | Syifa Audria Syahbana

Fashion Stylist | Ismarlina Mokodompit

MUA | Gibran Exclusive Photography

Hijab Stylist | Karita Muslim Square Team

OUTFIT | Karita Muslim Square

Photographer | Ikhsan Handaka

Talent | Renata Maera

Fashion Stylist | Ismarlina Mokodompit

MUA | Ocha

Location | Gumuk Pasir

OUTFIT | Wardrobe by Fitting Room, Lemon Lime and My Private Collection / Accessories by Petra Accessories and Post Mode