Hikmah Work From Home (2): Arsa Lulus Toilet Training
12.13
Sebelumnya saya sudah berbagi cerita mengenai suka duka sebagai ibu bekerja dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH). Meski tak mudah tapi semakin hari saya semakin menyadari jika ada begitu hikmah yang bisa disyukuri. Terlebih soal kewajiban saya mengajari Arsa Bhiru untuk berhenti menyusu dan memakai toilet sendiri atau toilet training.
Alhamdulillah, memasuki bulan keempat #dirumahaja (sekitar bulan Juli), saya sudah berhasil menyapihnya, tepatnya saat Arsa berusia 2 tahun (bulan Februari), sementara untuk toilet training Arsa masih dalam proses belajar. Tapi kalau ditanya memangnya Arsa sudah benar-benar siap menjalani toilet training? Ya, Arsa siap diberikan toilet training dilihat dari kesiapan fisik dan emosionalnya. Apa aja tuh kesiapan fisik dan emosionalnya?
BACA JUGA: Pengalaman Menyapih Arsa
Tanda-tanda Arsa siap untuk diberikan toilet training, menurut berbagai sumber yang saya baca antara lain:
- Arsa selalu memperlihatkan ekspresi saat ingin BAK atau menahan BAB
- Diapers yang Arsa pakai lebih sering dalam keadaan kering (terutama saat bangun tidur) setelah dua jam pemakaian
- Arsa mampu berkomunikasi dengan saya atau menunjukkan ketertarikan tentang penggunaan toilet (duduk atau jongkok)
Tanda di atas adalah yang paling sering teramati oleh saya, sisanya bisa dibaca lagi informasinya atau konsultasi dengan dokter anak jika memang diperlukan. Atau bisa juga berbagi pengalaman dengan teman atau orangtua yang pernah memberikan toilet training pada anaknya. Sementara untuk kesiapan anak secara emosional untuk diajarkan toilet training yang itu saya lihat ada pada diri Arsa, antara lain:
- Lebih memilih/nyaman memakai celana dalam daripada diapers
- Bersemangat setiap kali diajak ke kamar mandi
- Senang mengikuti semua proses toilet training
- Memberi tahu saya atau siapapun yang ada di sampingnya jika ingin BAK atau BAB
Sebenarnya kalau saya baca tanda-tanda seorang anak siap untuk diajarkan toilet training itu beragam, tapi setidaknya dari tanda-tanda di atas paling sering saya amati dan dialami oleh Arsa. Dan kalaupun seorang anak sudah siap secara fisik dan emosional belum tentu juga mau dengan mudahnya diminta BAK dan BAB di toilet. Apalagi kalau sang anak sudah bisa menjawab dengan kata 'tidak', sebaiknya santai saja dan jangan terlalu memaksakan.
Awalnya Arsa jug demikian, belum mau melakukannya tapi perlahan dan pasti saya ajak untuk buang air kecil dan besar di toilet, setiap hari. Sampai akhirnya Arsa mau melakukannya dan sekarang selalu excited setiap selesai buang air di toilet. Udah gitu aja? Kok kayaknya gampang banget ya? Padahal konon katanya mengajari anak toilet training adalah momen yang bikin orangtua frustasi.
Tenang, awal saya mengajari Arsa untuk buang air di toilet juga tak mudah kok. Tapi saat itu saya yakin kalu Arsa bisa diajak kerja sama, sisanya memang saya yang harus belajar sabar dan nggak perlu buru-buru mengajaknya. Mulanya, saya coba dulu untuk melepas diapers Arsa saat pagi hingga sore hari baru setelah Arsa (dan juga saya) terbiasa dan siap, lanjut untuk melepas diapers Arsa saat malam hari. Saat siang hari pun sampai sekarang beberapa kali masih 'kecolongan' Arsa buang air kecil di lantai tapi untungnya untuk buang air besar selalu saya ajak (sedikit paksa) untuk di toilet setiap kali ekspresi Arsa sudah menunjukkan ingin buang air besar. Alhasil, sekarang, setiap kali Arsa merasa ingin buang air besar selalu bilang ke saya atau siapapun yang ada bersamanya.
Langkah sederhana yang saya lakukan juga sepenuhnya mengikuti kesiapan Arsa dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Untungnya nggak sampai harus beli potty segala. Jadi ya lumayan mengirit anggaran belanja. Eh ya kok alhamdulillah sekali, Arsa cepat adaptasi dan mau saya ajarkan untuk buang air di toilet duduk maupun toilet jongkok.
Well, Arsa memang belum sepenuhnya bisa memakai toilet sendiri. Ya, masih dalam pengawasan orangtua, karena memang seharusnya jangan ditinggal sendirian. Tapi sejauh ini saya merasa sangat senang dan bangga karena Arsa termasuk anak yang mudah untuk diajarkan pengalaman baru seperti toilet training ini. Rasanya saya juga enjoy aja mengajarkannya dan bebas dari perasaan frustasi yang kebanyakan dikeluhkan orangtua. Tapi di sela-sela prosesnya tetap ada kok ujian kesabarannya. Ya, namanya juga sama-sama belajar. Arsa belajar memakai toilet sendiri, sedangkan saya belajar sabar mendampingi.
Terima kasih ya anakku, Arsa Bhiru, sudah membuat Mama lebih mensyukuri bahwa di situasi pandemi corona seperti saat ini nyatanya ada hikmah yang bisa kita pelajari dan nikmati :)
0 comments