Pengalaman Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Serta Efek Sampingnya
17.00Program vaksinasi Covid-19 mulai dilaksanakan di beberapa negara di dunia untuk mengatasi pandemi corona. Indonesia sendiri sudah memulai vaksinasi Covid-19 sejak bulan Januari kemarin dan Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 di Istana Merdeka.
Selain Jokowi, sejumlah menteri dan pejabat negara juga menerima suntik perdana vaksin virus corona. Selanjutnya, tentu saja petugas kesehatan yang menjadi prioritas vaksinasi. Dan kini vaksin Covid-19 sudah memasuki tahap kedua dan tengah gencar diberikan kepada kelompok masyarakat yang memiliki interaksi dan mobilitas yang tinggi, yakni petugas pelayanan publik. Selain itu, kelompok lanjut usia (lansia) juga termasuk kelompok penerima vaksin Covid-19 tahap kedua.
Wartawan dan pekerja media tentu saja termasuk dalam kelompok masyarakat yang mendapatkan prioritas vaksinasi. Tak terkecuali bagi saya yang sehari-hari bekerja di media online, yang memang saya akui tidaklah tinggi mobilitasnya. Namun, saya tetap mencoba untuk mendapatkan 'hak' tersebut karena memang interaksi dan kegiatan saya di luar pekerjaan utama sebagai pekerja media memiliki interaksi tinggi dengan orang lain, sehingga sangat rentan terpapar virus corona Covid-19.
Mulanya, saya mencoba untuk menunggu keputusan dari kantor terkait mekanisme vaksinasi, namun kebetulan saya malah mendapatkan akses dari teman-teman media yang bekerja di lapangan untuk bisa segera disuntik vaksin Covid-19. Alhamdulillah, tak ada hitungan minggu sejak mendaftar secara online, saya langsung mendapatkan undangan resmi vaksinasi massal Covid-19 dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta di Benteng Vredeburg. Tanpa ragu, saya langsung menghadiri undangan tersebut dengan bekal fisik yang sehat dan keyakinan bahwa ini adalah salah satu ikhtiar yang saya lakukan untuk 'melawan' virus corona. Bismillahirrahmanirrahim...
Selain menyakini bahwa diri saya dalam keadaan sehat, saya juga sempat browsing kondisi apa yang menjadi penentu seseorang dapat menerima vaksinasi atau tidak. Dalam format skrining khusus untuk vaksin Sinovac berdasarkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), setidaknya terdapat 16 pertanyaan yang mesti dijawab calon penerima vaksin. Dan pertanyaan tersebut juga saya dapatkan saat melakukan pemeriksaan kesehatan yang menjadi salah satu tahapan dalam alur 4 meja pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Lalu, kondisi apa saja yang membuat seseorang tak bisa menerima suntik vaksin Covid-19?
- Terkonfirmasi positif Covid-19
- Sedang hamil atau menyusui
- Mengalami gejala ISPA, seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir
- Pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19 atau ada anggota keluarga serumah yang kontak erat atau suspek atau konfirmasi atau sedang dalam perawatan karena penyakit sebelumnya
- Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya (untuk vaksinasi ke-2)
- Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah
- Menderita penyakit jantung (gagal jantung atau penyakit jantung koroner)
- Menderita penyakit autoimun sistemik
- Menderita penyakit gagal ginjal
- Menderita penyakit Reumatik Autoimun atau Rhematoid Arthritis
- Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
- Menderita penyakit hipertiroid atau hipotiroid karena autoimun
- Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais atau defisiensi imun, dan penerima produk darah atau transfusi
- Hasil pengukuran tekanan darah 140/90 atau lebih
- Menderita HIV dengan angka CD4 kurang dari 200 atau tidak diketahui
- Last but not least, sedang demam dan memiliki suhu tubuh 37,5 derajat atau lebih berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin
Oya, Format Skrining Sebelum Vaksinasi Covid-19 bisa saja ada perkembangan atau ditentukan kemudian tapi secara garis besar kondisi di atas nantinya akan ditanyakan pada calon penerima vaksin. Beruntungnya, saya lolos skrining pertanyaan di atas, sehingga selanjutnya bisa mengikuti vaksinasi massal di Benteng Vredeburg pada waktu yang sudah ditentukan.
Petugas kesehatan melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan pemeriksaan fisik sederhana, meliputi suhu tubuh dan tekanan darah. |
Alhamdulillah, proses vaksinasi berjalan dengan lancar, baik pada pemberian dosis pertama dan kedua. Dan saat artikel ini ditulis, sudah seminggu usai saya menerima suntik vaksin Covid-19 dosis kedua. Tak banyak pengalaman spesial yang bisa saya bagikan, terlebih bila ditanya bagaimana rasanya karena sama saja pada pemberian vaksin pada umumnya. Namun saya akui memang ada perbedaan efek samping yang saya rasakan usai disuntik vaksin Covid-19.
Mengantre di meja dua untuk proses skrining data calon penerima vaksin. |
Efek Samping Vaksin Covid-19
Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip penyuntikan aman. |
Nyeri di bekas suntikan sangat terasa pada pemberikan vaksin dosis kedua, namun tidak sampai bengkak. |
Kapan Harus Ke Dokter?
- Jangan lupa sarapan! Cara sederhana tapi sering disepelekan
- Tidur yang cukup, jangan begadang terlebih pada malam hari sebelum vaksinasi
- Minum air putih yang banyak untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi
- Minum vitamin atau suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh
- Tetap patuhi protokol kesehatan, meski sudah disuntik vaksin sekalipun!
0 comments